Blogger Widgets

AL - A'aya Bin Al-Qaisi

ارقت وما هذا السّهاد والمؤرّق ¤ وما بى من سقم وما بى تعشّق
لعمرى قد لاحت عيون كثيرة ¤ الى ضوء نار فى اليفاع تحرق
"Aku tidak dapat tidur di malam hari, bukan karena sakit ataupun cinta"
"Sungguh banyak mata yang melihat api yang menyala di atas bukit itu"

تشبّ لمقرورين يصطليانها ¤ وبات على النار الندى والمحلّق
رضيعى لبان ثدى أمّ تقاسما  ¤  باسحم داج : عوض لا نتفرّق
"Api itu dinyalakan untuk menghangatkan tubuh kedua orang yang sedang kedinginan di malam itu,
 dan di tempat itulah Muhallik dan kedermawanannya sedang bermalam"
"Di malam yang gelap itu keduanya saling berjanji untuk tetap bersatu"

ترى الجود يجرى ظاهرا فوق وجهه  ¤  كما زان متن الهند وإنى رونق
يداه يدا صدق : فكفّ مبيدة  ¤  وكفّ إذا ما ضنّ بالمال ينف
"Kamu lihat kedermawanan di wajahnya seperti pedang yang berkilauan"
"Kedua tangannya selalu benar, yang satu untuk membinasakan sedang yang lain untuk berderma"




Dalam suatu riwayat, diceritakan bahwa di kota Mekkah ada seorang miskin yang bernama Muhallik, orang itu mempunyai tiga orang puteri yang belum mempunyai jodoh dikarenakan kemiskinan mereka. 

Pada suatu waktu, keluarga ini mendengar kedatangan al-A'sya di Mekkah, maka isterinya meminta kepada suaminya untuk mengundang al-A'sya ke rumahnya.
Setelah al-A'sya datang ke rumah miskin itu, maka isterinya memotong seekor unta untuk menjamu al-A'sya. Penyair AL-A'SYA BIN AL-QAISI ini sangat heran dengan kedermawanan orang miskin ini. 

Ketika ia keluar dari rumah itu, ia langsung pergi ke tempat orang-orang yang sedang berkumpul untuk mengabadikan kedermawanan Muhallik dalam suatu bait puisinya yang sangat indah. Setelah ia membacakan puisi itu, maka banyak orang yang datang meminang ketiga puteri Muhallik.

Dividers for Myspace @ Fillster.com