Blogger Widgets

FILOSOFI SUNDA

Karakter manusia Sunda yang diharapkan sebagai manusia yang memiliki kepribadian, memiliki sikap, memiliki karisma, dan memiliki jiwa kepedulian sosial, yaitu

  1. Kudu hade gogog hade tagog, yaitu memiliki penampilan yang meyakinkan, optimistik, dan karismatik
  2. Nyaur kudu diukur, nyabda kudu diungang, yaitu harus menjaga ucapan, tindakan atau perbuatan agar tidak menyakiti orang
  3. Batok bulu eusi madu, yaitu harus memiliki otak atau kecerdasan yang baik 
  4. Ulah bengkung bekas nyalahan, yaitu jangan salah berbuat karena hasilnya akan sia-sia atau hasilnya tidak akan baik
  5. Ulah elmu ajug, yaitu jangan menasehati orang tetapi diri sendirinya butuh nasihat orang lain atau jangan mengajak orang lain berbuat baik sendirinya saja tidak baik 
  6. Sacangreud pageuh sagolek pangkek, yaitu hidup harus memiliki prinsip 
  7. Ulah gindi pikir belang bayah, yaitu jangan berbuat jahat, memiliki pikiran jelek pada orang, atau dengki kepada orang 
  8. Kudu leuleus jeujeur liat tali, yaitu hidup itu harus kuat, menanggung beban sebarat apapun jangan menyerah. 
Karakter manusia Sunda yang diharapkan sebagai manusia yang memiliki kepribadian, memiliki sikap, memiliki karisma, dan memiliki jiwa kepedulian sosial, yaitu


  1. Kudu hade gogog hade tagog, yaitu memiliki penampilan yang meyakinkan, optimistik, dan karismatik
  2. Nyaur kudu diukur, nyabda kudu diungang, yaitu harus menjaga ucapan, tindakan atau perbuatan agar tidak menyakiti orang
  3. Batok bulu eusi madu, yaitu harus memiliki otak atau kecerdasan yang baik
  4. Ulah bengkung bekas nyalahan, yaitu jangan salah berbuat karena hasilnya akan sia-sia atau hasilnya tidak akan baik
  5. Ulah elmu ajug, yaitu jangan menasehati orang tetapi diri sendirinya butuh nasihat orang lain atau jangan mengajak orang lain berbuat baik sendirinya saja tidak baik
  6. Sacangreud pageuh sagolek pangkek, yaitu hidup harus memiliki prinsip
  7. Ulah gindi pikir belang bayah, yaitu jangan berbuat jahat, memiliki pikiran jelek pada orang, atau dengki kepada orang
  8. Kudu leuleus jeujeur liat tali, yaitu hidup itu harus kuat, menanggung beban sebarat apapun jangan menyerah.
Manusia Sunda memiliki jiwa adil dan beradab, seperti yang tercermin dalam;


  1. Ulah cueut ka nu hideung ulah ponteng koneng, yaitu katakan salah bila salah, katakan benar kalau memang benar, jangan berpihak kepada yang salah
  2. Kudu nyanghulu ka hukum, nunjang ka nagara, mupakat ka balarea, yaitu aturan harus bersumber kepada hukum, harus berbakti benar ke Negara, dan kebenaran itu harus menurut orang banyak (rakyat)
  3. Kudu puguh bule hideungna, yaitu perkara itu harus jelas aturannya bila ingin mengambil tindakan
  4. Bobot pangayon timbang taraju, yaitu menimbang kesalah harus dengan aturan yang jelas seusuai dengan kesalahan yang diperbuatnya 
  5. Nu lain kudu dilainkeun, nu enya kudu dienyakeun, nu ulah kudu diulahkeun; yaitu harus berkata jujur jangan melarang-larang sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran. 

Konsep kepemimpinan menurut ayat kearifan Sunda


  1. Lain palid ku cikiih, lain datang ku cileuncang, yaitu bahwa pemimpin itu tidak sekonyong-konyong ada di tengah masyarakat, tetapi keberadaanya itu melalui proses dan atas kepercayaan rakyat. 
  2. Landung kandungan laer aisan, yaitu pemimpin harus memiliki jiwa kasih sayang, sebab pemimpin itu harus jadi ibu sekaligus bapak bagi rakyatnya
  3. Kudu handap asor; yaitu pemimpin jangan sombong, jangan semena-mena 
  4. Bentik curuk balas nunjuk capetang balas miwarang, yaitu jadi pemimpin jangan otoriter, jangan main perintah, sebaiknya sama-sama bekerja dengan bawahan 
  5. Ulah getas harupateun, yaitu jangan emosional jangan cepat mengambil tindakan 
  6. Kudu dibeuweung diutahkeun, yaitu sebagai pemimpin harus mempertimbangkan masalah atau “kudu asak-asak ngejo bisi tutung tambagana, kudu asak-asak nempo bisi kaduhung jagana” (harus penuh pertimbangan dalam memutuskan perkara atau mengambil keputusan) 
  7. Ngeuyeuk dayeuh ngolah nagara, yaitu pemimpin harus mampu mengelola daerahnya dengan mempotensikan rakyat, dan mampu menjadi abdi Negara yang baik
  8. Ulah lali ka purwadaksi, yaitu jadi pemimpin jangan lupa kepada asal-usul.
  9. Unggah pileumpangan, yaitu berubah sikap jadi sombong setelah jadi priayi. 

  • Ulah ngepek jawer, maksudnya jangan menjadi manusia penakut
  • Ulah ipis burih, sama artinya yaitu jangan menjadi manusia penakut dann peragu 
  • Bengkung ngariung bongkok ngaronyok, maksudnya selalu berkumpul ibarat untuk menjalin kebersamaan. 
  • Dari ungkapan babasan dan paribasa di atas terdapat istilah jawer, burih, dan ngaronyok, itu adalah simbol ayam.

(1) alak-alak cunampaka;
(2) piit ngeundeuk-ngeundeuk pasir;
(3) pacikrak ngawan merak;
(4) cecendet mande kiara;
(5) jogjog neureuy buah loa

Maksud dari ungkapan di atas artinya sama, manusia jangan sombong, jangan menyepelekan hidup.

Etos Kerja Orang Sunda

(1) Mun teu ngoprek moal nyapek, mun teu ngakal moal ngakeul, mun teu ngarah moal ngarih, yaitu Kalau mau makan atau mau mempertahankan hidup maka bekerjalah.

(2) Tungkul ka jukut tanggah ka sadapan, yaitu kerjakan apa yang mesti dikerjakan, jangan terganggu oleh hal-hal lain yang mengganggu perkerjaan utama dan harus rendah hati jika telah mendapatkan kesuksesan

(3) Ulah kumeok memeh dipacok, yaitu jangan pernah menyerah sebelum melakukan pekerjaan, harus tetap optimis

(4) Ulah kurung batokkeun, yaitu manusia harus banyak bergaul agar banyak teman dan menambah pengalaman

(5) Kudu bisa ka bala ka bale, yaitu manusia itu harus berusaha untuk memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan, mau bekerja apa saja asal halal, jangan memilih-milih pekerjaan yang akhirnya malah menganggur

(6) Ulah muragkeun duwegan ti luhur, yaitu jangan mengerjakan sesuatu yang hasilnya malah gagal atau sia-sia

(7) Ulah cacag nangkaeun, yaitu jangan mengerjakan sesuatu setangah-setengah sebab hasilnya tidak akan memuaskan, malah menjadi berantakan

(8) Ulah puraga tanpa kateda, yaitu jangan mengerjakan sesuatu asal jadi saja, pada akhirnya bos atau orang yang mengerjakan kitu merasa kecewa akan hasil kerja kita

(9) Ulah ngarawu ku siku, jangan menerima pekerjaan jangan serakah, semua tawaran diambil, sebab pada akhirnya akan sia-sia bahkan tidak akan berbuah 

(10) hejo tihang, yaitu jangan pindah-pindah tempat kerja

(11) muru julang ngaleupaskeun peusing, jangan tergiur dengan iming-iming yang belum tentu menghasilkan, lebih baik tekuni yang sedang digarap tetapi hasilnya sudah menjanjikan.

“Kudu landung kandungan kedah laer aisan” artinya hidup harus mengayomi orang lain selain mengoyomi diri sendiri.
“Hirup ulah manggih tungtung, paeh ulah manggih beja” artinya selamanya dikenang dalam kebaikan dan kalau meninggal tidak meninggalkan sifat buruk.


 "Mintul mun terus diasah tangtu bakal seukeut” artinya pisau tumpul kalau terus diasah akan tajam juga; atau “cikarakac ninggang batu laun-laun jadi legok” artinya air tempias menimpa batu lama-lama batunya akan berlubang.

Dengan kata lain, sebodoh-bodohnya orang kalau terus ditempa, suatu saat akan ada bekasnya dari hasil pembelajaran itu.

Buruk-buruk papan jati “betapa pun lapuknya kayu jati itu kuat”
Artinya: betapapun besar kesalahan saudara atau sahabat, mereka tetap saudara kita, orang tua tentu dapat mengampuninya.

Kawas gula jeung peueut “seperti gula dengan nira yang matang” artinya : hidup rukun sayang menyayangi, tidak pernah berselisih.