Blogger Widgets

B U N .......

Sang surya menyinari pohon kurma
Bayangnya sejurus mengikuti bentuk tanaman sahara
Mustahil berharap bayang kurma seperti nangka
Begitulah cahaya yang selalu memberi bayang sesuai aslinya

Bagaimana bunda mengidamkan nanda
Turut nasehat dan titah bunda ? 
Bila perangai bunda tiada elok dimata
Bertutur kata nyaman di jiwa...

Bagaimana pula ditelapak kaki kan ada surga?
Bila rumah tangga serasa neraka?

Bagaimana tegak tiang negara
Bila akhlak kharimah tidak melekat pada bunda...
Runtuh lah anak bangsa
Rusaklah aset negara....

Bun....
Engkau wanita dewasa
Karenanya dikarunia amanah oleh sang maha Pencipta
Yang menyejukkan pandangan mata..

Bun..
Bersyukurlah...karena tidak semua wanita
Berkesempatan menjadi bunda..
Dari telur yang dibuahi sperma
Tidak semua dipertemukan untuk sempurna
Menjadi bakal manusia...

Ketika tangan ini tiada lagi hampa
Dalam timangan terbaring balita
Tertidur hangat didekapan dada...
Puji syukur Alhamdulillah dikaruniai ananda
Semoga kelak anandalah yang kan selalu mengirimi do'a
Ketika bunda telah memenuhi undangan Nya...

Rose - 6/3/14 - Ruwais

Dari bunda yang merindukan ananda.....

MEMBALAS KEBAIKAN DENGAN KEJAHATAN

Malapetaka paling besar adalah bila engkau mencintai seseorang yang sedang mencintai orang lain. Atau jika engkau mengharapkan kebaikan seseorang, akan tetapi justru orang itu berharap agar kita celaka atau binasa. (Imam Syafi'i)

Cara ampuh mengantisipasi rasa sakit hati:

Ikhlas 


Adalah Kuncinya “…… barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhan-nya, dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah [2] : 112)

Luruskan Niat 

Katakanlah, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An‘am [6] : 162) 

Hati Hanya Tertuju Pada-Nya

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.” (QS. Al-Mu’min [40] : 14)

B U A H H A T I

Buah hatiku,
hanya Engkau yang kukasihi.
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadirat-Mu.
Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku.
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau........



Bunda yang merindukan kehadiran buah hati.........

M A A F

Kita bertutur kata di media

Dari layar kaca


Mengartikulasi setiap harfiah yang dibaca

Semoga ada hikmah dibalik aksara

Kalaulah ada salah sebagai insan biasa

Maaf adalah ungkapan tulus dari dalam jiwa

Rose - 6/3/14

Analogi pohon KURMA

Syaikh Abdul Hayyi al-Laknawi menjelaskan hadits Rasulullah yang secara metaforis menganologikan seorang muslim ibarat pohon kurma (di Indonesia kelapa atau palem). “Sebagaimana pohon kurma yang tidak pernah gugur daunnya meskipun musim berganti-ganti, demikian pula seorang Muslim tidak akan lenyap cahaya imannya dan tidak akan pernah gugur doa-doanya.” 

Artinya, seorang Muslim senantiasa diterangi cahaya imannya dalam segala situasi dan kondisi. Ia tetap Muslim ketika kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, muda maupun tua, sendirian maupun bersama orang banyak, sebagai pemimpin maupun rakyat, masih menjabat maupun sudah pensiun.

Berubahnya zaman tidak menggoyahkan imannya, dan pergiliran nasib tidak mengguncang keyakinannya. Ia pun tidak pernah jemu berdoa kepada Allah, dalam segala situasi dan kondisi. Hatinya senantiasa dipenuhi keyakinan; bahwa Allah pasti mendengar doanya; bahwa Allah berkuasa untuk mengabulkannya, atau menggantinya dengan kebaikan lain, atau menyimpannya untuk dibalas di akhirat kelak.

Kondisi sebaliknya terjadi pada orang munafik, kafir dan musyrik. Hati mereka tidak pernah mantap dan teguh, bagaikan pohon yang selalu gugur, kering dan bersemi kembali mengikuti musim. Al-Qur’an mengumpamakan mereka seperti orang yang berdiri di tepi jurang. 

Dalam surah al-Hajj: 11, Allah berfirman; وَمِنَ النَّاسِ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِي

 “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi. Jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya mudharatnya lebih dekat dari manfaatnya. Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat kawan.”

Ketika menceritakan keadaan iman orang munafik, Al-Qur’an berkata: مُّذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لاَ إِلَى هَـؤُلاء وَلاَ إِلَى هَـؤُلاء وَمَن يُضْلِلِ اللّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ سَبِيلاً “Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Maka, kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.” (QS. an-Nisa’: 143)

Hebatnya ISTIQAMAH dari seribu KARAMAH

“Istiqamah” artinya lurus dan konsisten mengikuti konsekuensi-konsekuensinya.
Keistiqamahan pulalah yang menjamin nasib akhir setiap orang di Hari Pembalasan kelak.

Dalam kitab al-Aqidah, Imam Abu Ja’far ath-Thahawi berkata, “Sedangkan amalan-amalan itu (dinilai) bagaimana akhirnya.”

 Maksudnya: patokan amal perbuatan manusia, yang mana dengannya ditentukan apakah ia termasuk orang yang berbahagia atau celaka di Akhirat, adalah bagaimana ia mengakhirinya di dunia ini.

Dan, kebanyakan manusia akan meninggal dalam keadaan yang menjadi kebiasaan hidupnya. Tidak jarang petinju meninggal di ring dan pembalap mati di trek. Sering kita dengar seorang ahli ibadah wafat saat bersujud, atau pecandu narkoba tewas karena overdosis. Ya Allah tutuplah usiaku dengan penutupan yang baik..Khusnul Khatimah

 (سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ). (قَالَ: وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ).

 “Ya Allah, takdirkanlah kami kembali ke rahmat-Mu dalam keadaan diliputi ruh zikir pagi dan sore hari. Ya Allah, takdirkanlah kami dari penghuni surgamu yang menghidupkan raja zikir yang punya kelebihan seperti yang diberitakan Rasulullah Saw sehingga kami tetap dalam ruang lingkup berkah zikir ini meski ajal telah datang menjemput. Ya Allah, takdirkanlah kami sebagai ahli zikir yang selamat di hari hizab, hari yang memperlihatkan semua amal manusia. Ya Allah, takdirkanlah kami sebagai ahli zikir yang disanjung Alqur’an karena mengisi waktu dengan zikrullah. Amin ya rabbal alamin.”

(Hadits riwayat Syaddad bin Aws di Shahih Imam Bukhari)

W A N I T A

Ibnul A’rabi berkata, “Jika engkau mencari wanita untuk diperistri tanpa pernah mengenalnya sebelum itu, maka perhatikanlah siapa ayah dan paman/bibinya (dari pihak ibu). Sebab, keduanya adalah bagian dari wanita itu, sebagaimana dia pun bagian dari mereka; mirip sepasang tali sandal. Bila yang kaucari darinya adalah harta, maka sungguh akan datang setelah itu kebosanan dan malapetaka.”


Rasulullah SAW menegaskan tiga kriteria kecantikan. 

”Sebaik-baik manfaat yang diperoleh seorang Muslim adalah perempuan yang cantik, yaitu yang membuatnya senang jika dipandang, menurutinya jika diperintah, serta menjaga harta dan dirinya jika ditinggal pergi.” 

Intinya, puncak kecantikan menurut Islam berbanding lurus dengan ketakwaannya pada Allah SWT. 

Dengan takwa dan iman, dia selalu berusaha membentengi diri dari perbuatan hina, tercela dan maksiat, sebaliknya akan memperbanyak amal ibadah dan perbuatan terpuji. 
Clipart Graphics for Myspace

ILMU dan IMAN

Al-Hasan al-Bashri berkata, “Dulu, bila seseorang telah mempelajari satu bab dari ilmu, maka tidak lama kemudian (pengaruhnya) bisa dilihat pada kekhusyu’annya, matanya, lisannya, tangannya, kezuhudannya, keshalihannya, dan seluruh tubuhnya. Jika seseorang telah benar-benar mengkaji satu bab ilmu (seperti itu), sungguh itu lebih baik dibanding dunia dan seisinya.”

(Riwayat Ibnu Batthah dalam Ibthalul Hiyal).

T E L A N J A N G

Dikala pecundang
Kau jadikan pemenang
Keadilan bagai Lelang
Kebenaran menjadi pialang

Jejeran pulau nan panjang
Karunia dari sang Penyayang

Dulu seperti negeri kahyangan
Kini kemakmuran itu sebatas bayang-bayang

Anak negeri terbang
Jauh berjuang
ke negeri seberang
bukan hanya demi uang
mengais rejeki berpetualang
mencari peluang

Bila negeri sudah telanjang
Bangga akan hutang
Riba bergelimang
Negarawan dan rakyat saling serang

Menabuh genderang
Golongan diadu berperang
Seperti terperosok kubangan jurang.......

Alam berguncang
Gunung Meraung
Laut muntahkan ke darat dahsyatnya Gelombang
Gumpalan awan hitam kian kelam bergelayut di mega yang membentang
Siap mengirim banjir bandang
Banyak harta dan Jiwa terpelentang

Asmanya berkumandang
Merdu suara adzan didendang
Asa dan minda ditimang

Jangan lagi bertelanjang
Tapi segeralah mandi, berwudhu dan berkain panjang
Mari dirikan Sembahyang
Memohon ampun pada sang Penyayang

Rose - 6/3/14 - Ruwais

.

MENCINTAI WANITA

Semua orang menyenangi wanita,
tetapi mereka berkata,
"Mencintai wanita adalah awal sebuah derita."

Bukan wanita yang membuat derita,
tetapi mencintai wanita
yang tidak mencintaimulah yang akan menciptakan derita bagimu....

 (Imam Syafi'i)

K E J A P

Malam semakin merangkak gelap
Gemintang sepertinya telah terlelap
Rembulanpun dibalik selimut mega telah tersirap
Diruang minda para pemimpi yang pengap

Malam ini di teras ku berdiri tergugu
Menahan rasa rindu
Pada ibu
Pada negeri tumpah darahku.

Angin malam dengan sejuknya menyentuh kulitku
Seakan berkata, "Musim dingin kan segera berlalu..."
Dedaunan kurma melambai-lambai padaku
Seakan mengutarakan sesuatu
Mata dan telinga menangkap tanyanya yang itu-itu...
Perihal menjadi R A T U

Biarlah musim berlalu
Dan dibukti oleh sang waktu
Adalah rahasiaNya kapan dua menjadi satu
Hm! Mungkin tiga ataukah empat menjadi satu....
Tiada yang tahu....

Hanya serabut kuat iman akidah
Yang berkabut menjadi indah
Yang kelam menjadi cerah
Sebagai makmum mengikuti Imam dalam jama ah

Mengapa menyulut amarah
Sakinah perkara muamalah
Hati yang merasakan mawaddah....
Cinta yang penuh rahmah...
Menjadikan bahagia sebagai berkah
Perintah ayat tiga di surah Al Maidah
Peluklah akidah secara kaffah


Ah....minda !
semakin terbang mencari rasi gemintang yang asyik bersembunyi
Malampun semakin sunyi...
Semilir angin meniup rambut yang tergerai..
Tak sengaja tercerabut beberapa helai
Dibelah tujuh kelak helainya terbagi...
Bagai titian tirani ....
Yang kan terus menggelayuti nurani..

Rose - 6/3/14 - Ruwais