Dalam Serat Wedhatama karya Mangkunegara IV pupuh ke 10 tembang Pucung dinyatakan bahwa Ngelmu iku, kelakone kanthi laku.
Artinya, ilmu spiritual Jawa tentang kesempurnaan hidup atau ajaran pengetahuan/ilmu dari Allah, dan jalan penglihatan batin, hanya dapat dikuasai dengan cara menjalani tirakat atau laku prihatin, yakni dengan rialat/riadat - mengekang hawa nafsu dengan berpantang berbagai hal, mesubudi - membersihkan pekerti/kelakuan dengan mengekang hawa nafsu angkara murka, serta mesuraga - membersihkan badan dari segala unsur negatif.
Semuanya harus ditempuh dengan tujuan : Hamemasah hamemasuh tajeming kalbu, yaitu mengasah, mensucikan ketajaman kalbu agar dapat mencapai kawaskitaning cipta(ketajaman batin).
Untuk belajar ngelmu, pada zaman dahulu hanya bisa dilakukan dengan belajar kepada seorang ahli (winasis) dengan cara nyantrik (mengabdi kepada guru).
Kalau di jaman sekarang mungkin bisa diartikan bahwa, dalam mencari ilmu perlu dibekali dengan kesungguhan dan keterbukaan hati, agar bisa mencerna dan menguasai ilmu tersebut dengan baik.
Love~light~joy
Sonny Sumarsono Wuryadi
Dalam Serat Wedhatama karya Mangkunegara IV pupuh ke 10 tembang Pucung dinyatakan bahwa Ngelmu iku, kelakone kanthi laku.
Artinya, ilmu spiritual Jawa tentang kesempurnaan hidup atau ajaran pengetahuan/ilmu dari Allah, dan jalan penglihatan batin, hanya dapat dikuasai dengan cara menjalani tirakat atau laku prihatin, yakni dengan rialat/riadat - mengekang hawa nafsu dengan berpantang berbagai hal, mesubudi - membersihkan pekerti/kelakuan dengan mengekang hawa nafsu angkara murka, serta mesuraga - membersihkan badan dari segala unsur negatif.
Semuanya harus ditempuh dengan tujuan : Hamemasah hamemasuh tajeming kalbu, yaitu mengasah, mensucikan ketajaman kalbu agar dapat mencapai kawaskitaning cipta(ketajaman batin).
Untuk belajar ngelmu, pada zaman dahulu hanya bisa dilakukan dengan belajar kepada seorang ahli (winasis) dengan cara nyantrik (mengabdi kepada guru).
Kalau di jaman sekarang mungkin bisa diartikan bahwa, dalam mencari ilmu perlu dibekali dengan kesungguhan dan keterbukaan hati, agar bisa mencerna dan menguasai ilmu tersebut dengan baik.