Blogger Widgets

SELINGKUH KITA

Dalam pergumulan jiwa kita sehari-hari, diakui atau tidak seringkali terjadi perselingkuhan spiritual. Yang paling sederhana dari perselingkuhan itu ketika kita sedang menutupi jiwa kita dari pandangan Allah, kemudian kita bersembunyi dari Allah, berakhir dengan tindakan kita: melanggar aturan Allah. 

Begitu kita langgar "janji cinta" antara kita dengan Allah. Kemaha-cemburuan Allah hanya kita jadikan alibi sehari-hari. Kita jadikan alasan-alasan kegagalan, bila perlu Nama Allah kita perjual-belikan dalam pasar kebudayaan dan politik, atau kepentingan nafsunya. 

Lalu, Allah tarik-ulur perasaan dalam kalbu kita. Terkadang Allah begitu jauh, terkadang begitu dekat. Terkadang hadir, terkadang hilang. Terkadang pula kita hempaskan ke hamparan hawa nafsu kita. Seakan-akan kita ini memiliki kekuasaan untuk mengatur segalanya. Bahkan termasuk mengatur Allah dalam gerak-gerik jiwa kita, khayalan dan persepsi kita. Bahkan nama Allah sering kita sebut hanya untuk diketahui publik bahwa kita akrab dengan Allah, kita ahli dzikir, kita sering munajat pada Allah.

Padahal hanya kebusukan jiwa kita yang mendorong demikian. Seperti seseorang yang berteriak, "Saya lakukan ini dengan Lillahi Ta'ala !" Saya ikhlas, ini demi Allah." Sadar atau tidak ia menikmati riya' jiwanya, agar disebut sebagai orang yang ikhlas. Dan inilah yang memang diinginkan oleh masyarakat setan. Perselingkuhan hebat.

(Muhammad Luqman Hakim)